Senin, 13 Februari 2012

BAGAIMANA MENGHINDARKAN ANAK DARI KEJAHATAN DUNIA MAYA?

California - Laporan terbaru dari Symantec menyebutkan bahwa 62 persen dari anak-anak telah terkena dampak efek buruk internet.
Pengumuman ini dilakukan dengan menggunakan bantuan dari lembaga survei StrategyOne,. Survei yang dilakukan sejak Februari hingga Maret 2011 ini telah mensurvei 19.636 pengguna online, yang terdiri dari 12.704 orang dewasa, 4.553 anak-anak yang berusia 8 hingga 17 tahun, dan 2.379 guru dari murid yang berusia 8-17 tahun. Demikian seperti yang dikutip dari CBR.


Sekira 62% anak dari seluruh dunia yang mengikuti survei ini mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan pengalaman yang buruk ketika sedang online; seperti mendapatkan foto yang tidak pantas dari orang asing, atau menjadi korban bully dan cybercrime.
Pada 2011 ini juga dilaporkan bahwa muncul 'cyberbaiting', sebuah fenomena dimana para anak-anak menjelek-jelekan guru mereka. Selain itu juga semakin tinggi jumlah anak-anak yang belanja online dengan menggunakan kartu kredit orang tua mereka.
"Saat ini anak-anak tereskpose ke dunia online terlalu dini, dan orang tua sebenarnya sangat wajib untuk mendampingi mereka," ungkap Petten, seorang ahli anak dan penulis dari buku Radical Parenting. "Peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan di sini untuk membimbing mereka," tambah Petten.

                Dari artikel yang dikutip di atas amat terlihat bahwa pendampingan orang tua memang sangat dibutuhkan oleh anak ketika mereka mengakses internet. Pengalaman buruk yang mereka terima secara online mungkin saja dialami ketika mereka sedang asyik mengakses social network ataupun chatting di dunia maya. Anak-anak dan remaja yang memiliki hasrat ingin tahu yang besar tak jarang mengakses link yang berhubungan dengan informasi yang tidak sepantasnya mereka peroleh di usia yang relative muda. Selain itu, tak jarang dalam media sosial, mereka yang belum mengerti bahayanya dunia maya, cenderung meng-approve semua orang yang ingin berteman dengan mereka. Padahal tanpa mereka sadari mungkin saja salah satu dari orang yang mereka terima pertemanannya tadi adalah seorang yang memiliki niat jahat atau bahkan seorang pedofilia. Di sinilah peran penting orang tua sangat dibutuhkan untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadi bekal anak dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya kejahatan dunia maya pada anak mereka?

          Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya hal tersebut yang dikutip dari situs internet sehat, antara lain:
1.   Sebaiknya gunakan Internet bersama dengan anggota keluarga lain yang lebih dewasa. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang mudah diawasi oleh orang tua. Jika diperlukan, berilah penjadwalan/ pembatasan waktu untuk anak dalam menggunakan Internet, terkhusus pada akses terhadap social networks. Larry D.Rosen, salah seorang professor psikologi dari California state university menyatakan bahwa “anak-anak yang orang tuanya tidak menanyakan mengenai aktivitas online dan mengontrol penggunaan facebooknya akan lebih narsis dan berperilaku buruk di sekolah dibandingkan orang tua yang mengontrol penggunaan teknologi anaknya”( http://www.apa.org/monitor/2011/10/facebook.aspx). 
2.    Pelajarilah sarana komunikasi dan kandungan informasi yang ditawarkan oleh website yang akan diakses, secara bersama dengan  anggota keluarga yang lain. Ajukanlah pertanyaan kepada anak. Dengan banyak bertanya, orang tua dapat mengetahui sejauh mana anak memahami Internet, dari hal tersebut orang tua juga dapat mengetahui bagaimana cara anak menggali informasi yang bermanfaat dari internet dan bagaimana anak menghindari informasi negative dari internet. Rosen menyatakan “orang tua perlu berbicara dan mendengarkan anaknya. Berbicara semenit dan mendengarkan 5 menit” (http://www.apa.org/monitor/2011/10/facebook.aspx)
3.   Sebaiknya, berikan pengertian kepada seluruh anak dan seluruh anggota keluarga untuk tidak menanggapi/menjawab setiap e-mail ataupun private chat dari orang yang tak dikenal, termasuk tidak membuka file kiriman (attachment) dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
4.    Tegaskan kepada siapapun pengguna Internet di rumah kita untuk tidak memberikan data pribadi/keluarga, alamat rumah/sekolah, nomor telepon, tanggal lahir, password dan data diri lainnya kepada orang yang tak dikenal, ataupun saat mengisi informasi data diri di situs personal, blog ataupun situs lainnya di Internet misalnya twitter, MySpace.com ataupun Facebook.com.
5.   Mintalah kepada anak di bawah umur untuk segera meninggalkan situs yang tidak pantas atau yang membuat mereka tidak nyaman, baik disengaja ataupun tidak sengaja terbuka. Orang tua sebaiknya dapat melakukan pendekatan kepada anak agar anak terbiasa bercerita kepada orang tua mengenai segala hal yang ditemui/diperoleh dari Internet maupun dari media lainnya.
6.    Tegaskan kepada anak maupun remaja di rumah, untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung (face-to-face) dengan seseorang yang baru mereka kenal di Internet. Jika memang anak/remaja bersikeras untuk tetap bertemu, maka orang tua harus dapat memastikan ada orang dewasa yang menemani dan pertemuannya harus berlangsung di tempat umum/publik.

Sangat penting bagi orang tua untuk memonitor keadaan anak dan bersikap selayaknya orang tua yang mengayomi anaknya. Sebaiknya jangan langsung melarang dengan keras melainkan berikan pengertian kepada anak dan alasan yang rasional mengenai larangan yang diberikan. Orang tua juga sebaiknya dapat menjadi teman curhat dan tempat mengeluarkan uneg-uneg bagi anak mereka.  Jika anak telah merasa nyaman dengan orang tua atau rumah, hal tersebut tentunya akan dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA:
Syaripudin, Aminudin, Taufik, Ningrum, Ifasah, dan Aryanto. 2010. Internet Sehat (Online), (www.internetsehat.org, diakses tanggal 23 Januari 2012)
Tanpa nama. 2011. 62% Anak Terkena Efek Negatif Internet, (Online), (http://biroe88.cahbag.us/2011/11/62-anak-terkena-efek-negatif-internet.html, diakses tanggal 13 Februari 2012).
Tanpa nama. 2011. Facebook: Friend or Foe?, (Online), (http://www.apa.org/monitor/2011/10/facebook.aspx, diakses tanggal 19 Januari 2012).

0 comments:

Template by:

Free Blog Templates